Merawat Gigi yang Benar

Diposting oleh wimas

Sakit gigi memang bukan penyakit yang secara langsung membahayakan jiwa. Meski demikian, kondisi ini sering menganggu konsentrasi hingga pasien tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan benar.

Menurut Drg Tri Erri Astoeti Mkes, penyakit gigi dan mulut menduduki peringkat ke-6 dalam daftar penyakit yang sering diderita penduduk Indonesia. “Yang paling banyak gangguan periodontal, yakni gangguan pada jaringan penyangga gigi,” jelas wakil dekan IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta itu.
Penyebabnya bermacam-macam. Yang terbanyak adalah kesalahan dalam menyikat gigi. Kasus itu mencapai 61,54 persen. “Ada yang salah cara menyikat, ada yang salah waktu. Maksudnya, menggosok gigi berkali-kali. Ada yang menyikat gigi sampai 10 kali sehari. Itu kan malah merusak lapisan gigi,” kata Tri Erri di sela kongres Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Kamis (20/3).
Tri mengaku prihatin karena masih banyak orang yang mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. “Banyak yang tidak tahu bahwa gangguan kesehatan gigi dan mulut bisa memicu penyakit sistemik lain. Misalnya, diabetes atau stroke. Gangguan periodental meningkatkan risiko stroke hingga 50 persen pada mereka yang berusia 25-54 tahun,” jelasnya.


Penyakit gigi dan mulut juga memengaruhi produktivitas kerja. Sebuah penelitian menemukan, 62,4 persen pekerja mengalami gangguan aktivitas akibat sakit gigi. Jika sepekan dihitung 5 hari kerja, dalam sebulan rata-rata 4 hari kerja hilang gara-gara sakit gigi. “Kalau dirupiahkan, berapa tuh kerugiannya,” tutur perempuan berjilbab tersebut.

Karena itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut dianggap sangat penting. Caranya, menyikat gigi dengan benar dan teratur. Dental floss (benang gigi) dan obat kumur bisa dipakai kalau perlu. Bila sibuk, ada alternatif menggunakan produk yang mengandung xylitol, bahan pemanis alami yang mampu mencegah terjadinya karies (lubang) gigi.

Xylitol, kata Tri, memang dipakai sebagai nama merek produk tertentu. Tapi, xylitol sebetulnya nama pemanis alami. Dia bisa didapatkan dari strawberi, kembang kol, dan bayam. Xylitol juga dihasilkan oleh metabolisme liver. Hanya, jumlahnya memang tidak banyak. “Susunan karbon dalam xylitol lain dengan pemanis seperti sukrosa atau glukosa. Susunan karbon inilah yang membuat xylitol tidak merusak gigi,” kata Prof Akira Suzuki Hamura D.D.S PhD dari The Nippon Dental University Hospital, Jepang, saat menghadiri kongres PDGI.

Akira menambahkan, xylitol juga diketahui mempu menghalangi perkembangbiakan bakteri mutans streptococci (Mutans S) dalam rongga mulut. Bakteri inilah yang menyebabkan terbentuknya plak dan karies gigi.

0 komentar:

Posting Komentar